Cerpen Kehidupan: Potret kemiskinan

POTRET KEMISKINAN

 

 

Lama dari mereka terbuang,begitu mudah tersingkirkan.Di tengah kezaliman,mengantar ruang kenistaan.Bertahan dari keadaan,berjuang untuk hidup.Bukan mereka pemalas, ataupun pembual belaka adanya.Mandi keringat,banting tulang tak segan mereka lakukan,meskipun hanya untuk bertahan hidup.

 

Teringat kembali ku pada sebagian kisah diantaranya,..mati bersama yang tersayang

 

Bersama 4 buah hatinya,pemulung lusuh mencoba bertahan,istri menghilang pergi bersama kelaliman,tanpa kesetiaan dan tanggung jawab.Menyusuri jalan,mengais bersama sampah,bau busuk sahabatnya.Tak malu ia menunggu,… sebagian orang yang membuang sisa makanannya.Ya,… ya,.. hanya tuk bertahan.

 

Hidup yang selalu di hampiri kesedihan,setiap pulang buah hatinya kian selalu menanyakan “bapak bawa apa?”,”ibu kapan pulang?”,”kenapa kami tak sekolah?”,pedih,… perih,.. menusuk dalam hati yang terasa pasti.Terbesit hati tuk mengakhiri penderitaan yang di alami kian terus menghantui.Pemulung itu mencoba meracuni buah hatinya dan mati bersama mereka.Di putuskannya hal itu.

 

Dengan menjual apa apa yang masih dia punya dan apa apa yang ada,di belikannya baju baju indah tuk buah hatinya,di belikannya makan makanan lezat tuk buah hatinya dan meracuninya.,,,

“ Nak sini, kita berkumpul,bapak ada kabar gembira untuk kalian.Hari ini bapak banyak rejeki,maka bapak belikan ini untuk kalian,dan baju ini dari ibu kalian.Besok ibu… ingin bertemu kalian dengan memakai baju ini,besok pagi sekali kita berangkat,maka pakailah baju ini sekarang supaya besok tidak terlambat”

 

Serasa angin syurga menyapa anak anak itu, ceria dengan baju baju itu .

 

“Sekarang makanlah kalian”

“Tidak,.. kami mau bapak yang menyuapin kami” Sahut anak sulungnya

Senyum bersama tangis hati, merona di muka pemulung,”Baiklah,, bapak akan menyuapin kalian satu persatu,dari puteri(anak bungsu) dulu ya,,?”

Mengangguk mereka seraya tak sabar menunggu.Satu persatu di suapinnya,penuh keceriaan di muka mereka dan seusainya di suruh tidur mereka,saatnya giliran pemulung yang makan makanan itu.

 

Bersama malam gelap gulita,…tlah terasa senja tiba,manakala menyapa seorang teman dari pintu luar…. Guna mengajak mengais sampah.

“Di….. wardi… kamu gak kerja ya…?”

Terbangun kaget pemulung… “Di mana aku,..ini Syurga.. apa Neraka..?”

Melihatnya ke samping buah hatinya masih tertidur,mencoba membangunkan mereka,.. dan,… tak bangun jua,…

“Mereka,… mereka,… tlah mati,… aku,..membunuh mereka,kenapa ku tak bersama mereka?”

Hanya tangis kesedihan penuh penyesalan,.. karena terundang suara tangisan,sesegera mungkin teman di luar,masuk rumah pemulung.

 

Sekarangpun pemulung itu harus meratapi kesedihannya di balik jeruji besi.

Sebenarnya siapa yang seharusnya merasa paling bersalah dalam kisah ini.

12 Komentar

  1. easy said,

    Februari 5, 2009 pada 5:34 am

    😦
    sedih membacanya..
    tapi sesulit apapun hidup, ktia tak boleh mengakhiri kehidupan tanpa seizin Allah….

    se7

  2. eko prayitno said,

    Februari 7, 2009 pada 7:34 am

    aku juga berpikir.kapan negara kita ini akan maju,.dan meninggalakan keterpurukan ini …ada kah kebahagian itu milik kita semua .apakah kebahagian itu milik orang kaya saja

    Mungkin itu yg menjadi pr kita

  3. Nurul afiah said,

    November 23, 2009 pada 11:53 am

    Miris rasanya aku membacanya yg kaya mkn kaya yg miskin jg… Walau miskin tp hrs kaya iman.

    Kh>>> he eh setuju,… 🙂

  4. wahyu said,

    Februari 27, 2010 pada 7:51 am

    kasih masukan donk.. aku pgen banget bisa buat cerpen tapi,gak tau langkah2 yang benar..

  5. Marta said,

    Maret 1, 2010 pada 9:48 am

    keren bged cerpennya,,..
    gwa ampe mwu nangiss bcanya.. 😦

    tpi kren bged koqq.. 🙂

  6. dewi said,

    Maret 31, 2010 pada 9:53 am

    tak bisa ku bayangkan seorang ayah tega membunuh anak kandung_nya sendiri…
    betapa tipis iman_nya..hanya kemiskinan ia tega membunuh anak_nya sendiri…
    ALLAH mha kuasa atas mu_a…

  7. sonia desonti said,

    Mei 4, 2010 pada 9:36 am

    seharus y sby bantu tuuuuuuu………

  8. brujz satria jalanan said,

    Mei 12, 2010 pada 2:33 am

    ssippp

  9. MIFTAH said,

    Juli 30, 2010 pada 6:28 am

    TERIMA KASIH YA? ATAS CERPENYA

  10. yudhanto™ said,

    Agustus 6, 2010 pada 11:46 am

    trima kasih untuk pnciptanya karna telah mambantu saya menyelesikan tugas..sumpah kereeeeeeeeeeeennnnnnnn bged cerpen nya 🙂

  11. novrizal said,

    Agustus 19, 2010 pada 3:34 pm

    asik broo..


Tinggalkan Balasan ke Nurul afiah Batalkan balasan