who i am
Mawar ( award bloger )
Agustus 1, 2009 pada 5:14 am (Award Bloger, puisi persahabatan)
Tags: prosa, Puisi, puisi persahabatan, Sajak, sastra, Syair
Tengah hening hati fikir perasaan memangku sahabat sastra menitihkan kata kata sajak perjuangan pahlawan devisa terhimpit siksa ketidak adilan dunia di negeri terbilang kata negeri penuh berkah ( Korea ), Dengan setengah memaksaku tuk tak mengirim sajak di candar berita KBS ( Korea Broadcasting System ) World Radio Indonesian, Ia meminta tuk segera di petik dari tangkai, tak keluar otot kawat besi tak sadar tak ku mengerti ia sudah terpetik.Merengek meminta segera di rawat guna tak tak layu di serbu udara sesat nista zaman .
“ Ah… sajak sajak hitam mungkin lama kan tenggelam, pecah isi otak kepala lagi lagi lagi. Kenapa aku harus membuat kata kata cinta di mana hati penuh benci di mana mencinta sastra tak bergelar pujangga, tapi tetapi langkah melangkah rayu merayu tak segera ia keburu layu, baiklah baiklah “
Melesat satu kata rasa damai cinta dari negeri seberang entah, kirim kembang mawar menghampar memenuh layar mana kala cahayanya meredup hanyut di antara ajang permainan kehidupan . Masih menggamang angan memangku kegelisahan pahit perih perjalanan kehidupan. Ia mawar menyerbu menyeruak seluruh isi kepala menggali imajinasi menjadi jadi puisi jadi. Di jiwa terkatup diam mencari kata kata terpajang di etalase kamar, mengeja membaca mengulang kata sama sederhana tetap sama.tetap memahami kata memberi arti mawar dari negeri seberang entah,.. sekilas sempat mawar merampas nurani hati keji benci, memecah belantara rahasia dunia, tak pernah tak mau tak membiarkan nafsu menggurui nafasku, langkahku, pemandanganku.
“ Baiklah ku beri arti sendiri dari mawar ini “ jangan tanya apa kenapa itu rahasia 🙂
Red rose from Angel
Award Bloger
Juli 26, 2009 pada 1:18 am (Award Bloger, puisi persahabatan)
Tags: award, bloger, prosa, Puisi, Puisi sahabat, Sajak, sajak sahabat, Syair
Sajak untuk Sahabat Bloger
Tak melepas satu kata kala melepas dengan dusta
Melepas kata dengan rasa, rasa bersemayam kasih cinta benihkan tali samar mata merengkuk puing patahan jiwa. Jiwa sahabat. Datang di masa tanpa asa deras curam air mata mongering kerompang telaga. Rasa itu… hadir tersendat lambat perlahan mendekat menjelma sahabat.Menaruh obor obor pembakar jelma setan, tak berserakan rapi di tata searah jalan. Memberi terang langkah gopoh langkah tanpa arah tak berpeta.
Terima kasih sahabat,….
Ku tak bisa membuatkan syair atau puisi indah yang bisa membuatmu terngiang ngiang karenanya, tapi kata kata di atas aku lepas dengan rasa, meski tak langsung ku kerjakan tapi ku selalu memikirkan,… arti dari pemberianmu.
Untuk Julian Ari ( Rice2Gold )
Dari Kasih tak melintang kasih, Dari dan memberi terus berbagi.untuk siapa ku berbagi award ini,…
4)Pak Yono
5) Bali sugar
7)Yenin
10)Afwan
Tikus Berdasi
Juli 18, 2009 pada 7:14 am (Politik, Puisi Politik)
Tags: Aspirasi rakyat, Gurindam Politik, prosa, Prosa Politik, Puisi, Puisi Politik, Sajak, Sajak politik, sastra, Suara rakyat
Maknai… kami, Tikus berdasi
Lagi lagi tikus berdasi lagi lagi menggarong negeri ini” Masyarakatku… bayarlah pajak tepat waktu, bukan untuk siapa siapa untuk kita semua.Dengan membayar pajak kita percepat laju pembangunan, Dengan membayar pajak kita tingkatkan kemakmuran dan kesejahteraan, dari kita untuk kita semuanya.” Entah alasan apa, alasan yang mana bisa kami terima memaksa percaya. Setelah nyata enak enakkan duduk di empuk kursi sofa, megah istana, mercedes benz, jaguar BMW ,VW , volvo mengisi garasi dari jerih payah kami. Kering keringat kami lagi lagi untuk tikus berdasi. Kami seperti terbuai mimpi janji terlontar dari mulut berisi penghianatan melulu.Diam mematung pemandang pameran kemewahan pengendara kesombongan. Berteriak serak kau lukis di kanvas berontak, Seolah hanya mengejar bayangan kelam melepuh lemah tengah himpitan kelam malam.Berkesinambungan dalam keputus asaan. Dirimu tikus tikus berdasi menutup mata dengan kaca berlian upaya palingkan masa depan, torehkan tinta jahannam bercecer menepi kertas kehidupan, lenteran cermin setan tanpa cula tak kasat mata bertengger di kursi kepemimpinan sisa zaman, alas tak di tanah kepala budak bawahan kehidupan kaki terinjak. Oi….. tikus tikus berdasi, tanpa sembunyi tak basa basi hari hari menimba di telaga air mata kami, jangan paksa kami mati berdiri seperti di kejar bubar waktu menuju jadi lagi lagi kembali… wujud asli tikus berdasi.
Hwaseong, 18 juli 2009
Arti Puisi
Juli 6, 2009 pada 11:03 am (Puisi Hati, Puisi Kata, Sastra Jenuh)
Tags: prosa, Puisi, Sajak, sastra, Seni
Mengerti apa
Ini puisi, bukan puisi, puisi, tidak puisi, puisi, puisi, puisi. Mengerti apa arti puisi tak jelas terus di pahami, Dari mata menjulang kaki bertanya apa puisi apa puisi apa puisi. Tanpa hati sampai kepala bertahta lingkaran api terus mencari kemana di mana arti puisi. Puisi tak indak berlari mutiara kata, lahir di hulu hati bertebaran imajinasi tanpa tak pasti, bahasa cahaya kata bahasa jujur hati terajut benang seni lahir alami bersumber murni… sanubari. Pantas bila puisi indah kata rentetan antrian kata kata mutiara siap baca, pantas bila puisi prosa sajak memabuk pembaca menggontai terlena dari alunan irama kata kata …? Siapa tau arti puisi ku bertanya puisi, selalu puisi puisi puisi dan,.
Masa itu…. Ku rindu….
Juli 3, 2009 pada 1:05 pm (Puisi Cinta, Puisi Hati, Syair Cinta)
Tags: prosa, Puis Cinta, Puisi rindu, Sajak, Syair Cinta, syair rindu
Rindu tak urung bertemu ( lanjutan Cinta terlarang )
Masa yang membahagia masa indah bersamamu, jalinan kasih lama terpisah kembali di masa itu, di suatu masa dengan segenap membungkus rasa rindu, satu, untukmu ku ingin bertemu. Setiap kehampaan malam dirimu hadir sebagai syair.Ku merasa raja pujangga dengan syair dirimu untukku. Engkau syairku di setiap sudut sudut tulisanku, syair melena dunia kala di baca.
Di masa yang ku merasa cinta tak hanya kata manja atau sapa. Hadirnya cinta sebagai rasa, dari mana entah kapan ku tak peduli darimu aku merasa. Darimu ku membayangkan cinta dewa raja bermasa masa, darimu ku mengenal cinta mengisi malam penuh dahaga, darimu ku sadari cinta sejati hanya sekali. Engkau ilhamku di setiap sastra egoku.
Aku merindu masa itu,.. masa ku terpenjara tatapan hiasan pelangi kedua matamu, tanpa malam sunyi selalu berhias mimpi mimpi tebaran bintang cinta sejati, tak memendar tawa tak pudar canda impian selalu bahagia.
Tapi, kenapa adat mesti berkata, kenapa semua lepas begitu berbeda, meski tak utuh cintaku bukan ranting rapuh jatuh ke tanah. Seperti kecewa semua terlanjur karam di dada, semua kenangan lama yang tlah menorehkan luka di dada. Cinta hanyalah cinta biarlah rasa yang berbicara dan waktu kan menjawabnya. Biarkan ku sekarang menggeluti garis nasib tanpa cinta.
NB: Ku tak mengerti dan tak peduli apakah ini puisi atau prosa ataupun sajak, tak ada yang baru. hanya pengulangan kata dan bahasa yang sama dengan satu masa. Ku hanya ingin menulis bayangan serpihan cinta yang tersisa, karena jujur ku akui aku belum pernah terperosok jatuh lebih dalam dan terhanyut dalam kubangan yang namanya cinta, entah dari mana ini datangnya, kenagn itu datang denganku bersama cinta monyetku, jelas sekali bukan cinta ular atau serigalaku.
Interview The Bloger
Juni 26, 2009 pada 10:33 am (Award Bloger, puisi persahabatan)
Melepas lelah, menitih air mata bahagia mengalir tak mengarah,tak berujung nan kandas d ubin kamar sepi di pengap sunyi,mata melihat beribu tanya tanya tanya penuh dengan tanya,menghilang sepi kamar dengan tanya .Sebaik di kata itu bukan tanya ku terapkan dalam bahasa interview di kata,Interview kata tanya dari Angelia
Dengan aturan main :
1. Put these awards into your blog
2. Tag 10 friends
3. Links those friends
4. Tell them about these awards
5. Share this link to others and to whom these awards tagged
Dari Interview kata itu……
Five Things Found In My Bag
1. Payung ( persediaan kapan2 kalo hujan)
2. Pasport
3. Buku tabungan
4. Buku catatan
5. Berhala kecil berkepala api
Five Things Found In My Purse
1). Kartu ATM ( BNI, Mandiri, IBK)
2). KTP ,
3).Beberapa lembar kartu nama,
4). Kartu Asuransi,
5). 2 lb 10Rbn,1 lb 5 rbn, 3 lb 1 rbn, 1 logaman 500n,
Five Favourite Things In My Room
1. Sobat,
2. Bantal,
3. Kasur lipat,
4. Buku ( Bahasa,Kamus,Enterprenuer,Hidayah),
5. PC n TV rusak ,
Five Things I Always Wanted To Do
1. Jadi anak yang di banggakan orang tua ( mikol duwur mendem jero),
2. Jadi teman yang baik bagi siapa saja,
3. Bs istirahat tenang bersama warna kebahagiaan orang orang yang di sayangi
4. Menjadi Enterprenuer
5. Berharap bs menjadi nahkoda rumah tangga yang bijaksana
Five Things I Currently Into
Curently or sekarang ini sedang melakukan 5 hal :
1. Pulang kerja,
2. Membuka e mail masuk,
3. Bikin PR dari Angel
4. Sholat, Ngaji
5. Baca baca face book
The Person Who Inspired You Now Is
1. Orang tua
2. Adik2 ku
3. Kakak perempuanku
4. Seseorang yg selalu ku kejar ( g ada hubungannya dengan cinta )
Next Questions:
1. Punya handphone? Punya
2. Merk + tipe handphone? motorola v3
3. Warna/gambar theme yang lagi dipakai sekarang? biru, ?
4. Wallpaper? catur ( asli dari sononya )
5. Warna casing? Hitam
6. Aplikasi/folder yang pertama keliatan begitu tekan tombol ‘menu’? Pesan/SMS
7. Bahasa yang digunakan di handphone? English
8. Kapasitas baterai saat ini? Full kebetulan lagi d charge
9. Pakai slot memory? Jenis? g pakai kayaknya
10. Total kapasitas slot memori? Sisa kapasitas yang belum terpakai saat ini ? not available
11. Choice: Banyak terisi untuk apa memorinya? Memori default ya sms doangan
12. Ada fitur koneksi Bluetooth? Hahaha kagak!
13. Nama Bluetooth kamu saat ini? n/a
14. Aplikasi yang paling sering kamu gunakan? wap
15. Sisa pulsamu saat ini? 12400
16. Provider seluler yang kamu pake? SK Telekom
17. Nomer handphone? 010 4951 ****
Next Target
Terus terang aja nih,…. ini hadiah sangat spesial bgt bwt aku, aku simpan sendiri aja n g aku berikan ke siapa2, egois ya…? sayang bgt kalo mesti d bagiin. 😀 sorry ya Angel aku g terlalu rajin tuh orangnya, so simple2 aja deh… 😀
Puisi Kehidupan : Arti Kehidupan, Renungan
Juni 13, 2009 pada 4:15 am (Arti Kehidupan, Puisi Kata, Puisi Kehidupan, Puisi Religi, Syair Kehidupan)
Tags: Arti Kehidupan, prosa, Puisi, Puisi Kehidupan, Puisi Religi, Renungan, Sajak, sastra, Syair
Hidup Itu….. (Praktek)
Kenang lama tengah keheningan
Di kelam kesunyian malam
Hanya menggaung kaki tak terperanjak
Membisu di pertapaan malam
Sampai denting hati di titik nol
Arti hakiki di cari cari
Ayat ayat kasih di peluk
Melukis kabut tanpa dimensi
Di berapa langkah tubuh singgah
Seberapa jauh jejak sampai manusia lacak
Hidup itu hidup
Hidup tak di kata
Menuai sepenggalah kata dengan memecah asa kemustakhilan
Selaksa angan buta
Larut di arus deras mimpi
Jauh menjauh
Semakin jauh diri memandang hati
Menilai diri semakin asing
NB : Dari kata yang jauh terpelesat mungkin tak kau temukan arti tersirat, dari sajak sajaknya hanya dialog setan yang tak terjemahkan,kata kata pedat,sesat.pergelaran kata kata tersendat di saat saat istirah. Beragam arti kehidupan, ketahuilah ia tetap dan terus berjalan, hilangkan arti teori,hidup itu praktek ( tak hanya sekedar perjuangan ).Bahkan tak enggan orang beranggapan hidup itu sudah susah,kenapa juga masih kau pikirkan yang susah susah ( arti kehidupan ). Di rambatan renungan kesunyian berpautan setitik pencerahan ” Laa Yukallifullohu Nafsan Illaa Wus aha ”
( sajak kolankolis)
Buku
Juni 10, 2009 pada 12:00 pm (Puisi Kata)
Tags: prosa, Puisi, Sajak, sastra, Syair
BUKU
Buku
Kenapa kau buku,apa kau buku
Akulah diriku kamu tetap buku
Kemana arah langkahku,tongkatku ilmu
Kemana hilang ilmu tanpamu buku
Buku
Serius dendamku buku
Meluap lantahkan amarahku buku
Terima ia, balasanku buku
Buku
Di rahim waktu,penjarakan ilmu
Buku
Ada… setiap lembaran
Menengadah kata bersama rambatan usia
Tak renta di makan lamanya
Tak senyap… tak lenyap
Di genta angin bersamamu ada
Mengabadi selamanya
Puisi Kata
Mei 29, 2009 pada 2:22 pm (Puisi Kata, Sastra Jenuh)
Tags: prosa, Puisi, sastra, Syair
Sastra Jenuh
Membongkar kata kata, berantakan….
Memporak porandakan susunan susunannya.
Memilih setiap kata kata yang ada….
Mencari kata kata yang bermakna…
Merangkum,menyusunnya menjadi kata sastra…
Ah…. Susah,susah juga ternyata
Mudah tangan membalikkan telapaknya…
Kenapa tidak untuk mencipta sastra…?
Hanya sekedar merangkum kata kata berarti
Bukan untuk semua orang bisa dimengerti
Cukup bagi diri ini…
Wakil hati ini….,jembatan luapan hati ini
Ah…. Mudah kata terucap
Mudah kertas putih tertulis kata kata
Tapi….
Huh…. Ternyata begitu ternyata
Dari sastra yang terucap,begitu mudah terungkap
Tapi kenapa begitu susah tercatat dalam lembaran lembaran kertas putih,,?
Dan….
Dari lamanya… kenapa begitu mudah kata kata berserakan
Tercampur dengan sampah,kerikil,batu,… begitu berantakan
Kenapa setiap kata kata yang terikat … begitu mudah lenyap
Sirna…. Tertindas hinaan kehidupan
Atau….
Ku hanya tak peduli lagi
Lagi lagi prosa tak mutu tercantum di layar monitor ini
Atau ku tanggalkan saja sastra tanpa makna
Bukan dan jangan jawabannya
Sastra begitu berarti dari arti kata seni
Meski hanya segenggam imajinasi, tapi itu ekspresi
NB: hanya unek2 tak berarti….
Lain ladang lain belalang, lain negara lain budaya,lantas bagaimana dengan sastra.begitu susah menggabungkan perbedaan budaya sastra sehingga mampu di terima kita dan masyarakat umum.Bagaimana dengan sastra china kuno? apakah bisa di terima di indonesia.jawabnya per individu,bukan kelompok. agrh….. tanggalkan saja kata kata tak bermakna, ganti dengan celotehan kata kata….
Apa Itu Cinta…
Mei 11, 2009 pada 10:38 am (Syair Cinta)
Tags: cerita, prosa, Puisi, sastra, Syair
Ketika menyebut kata cinta,aku kurang tau apa itu cinta
Cinta itu yang bagaimana
Cinta itu seperti apa
Cinta… apakah ia kata yang selalu di puja puja tanpa tau makna di dalamnya
Cinta di kata biasa,begitu sederhana,menggugah mulut begitu mudah melontarkan kata cinta
Cinta… apakah rasa terdalam dari hati berbalut sayang,melengkapi elegi elegi kerinduan,penyambung tali piramida kehidupan
Cinta yang bukan hanya sebagai sasaran cumbuan dengan segenap rayuan,atau itu mungkin sebagai hiasan dalam kalimat percintaan,.. bukan,.. bukan,.. orang bilang bukan.
Cinta… dari berjuta juta pengagum cinta,pastilah cinta adalah raja diraja,begitu setia mengayomi hati punggawa punggawanya,begitu menyatu dengan hati pengagumnya,melekat di hulu kehidupan menitik tengah kebahagiaan.
Cinta… apakah ia seutas benang sayang tak terlihat yang mengikat kasih setiap insan,jembatan hati yang kokoh dari laki laki dan perempuan yang mampu membuka lembaran baru romantika kehidupan.
Dari kata kata yang tertulis di lembaran layar,tak ku temukan juga makna cinta,ku lelah mengeja kata kata cinta….
Bagaimana bisa….. bukankah ku menulis dengan cinta…?
Karena cinta,,,,,
Lantas,,,,?
Puisi Negeri
Maret 31, 2009 pada 10:09 am (Puisi Negeri)
Tags: Catatan, Puisi, Syair, Unek2
Negeri ini tidak hanya butuh pemimpin yang bisa memimpin
namun juga butuh bangsa yang mau dipimpin
Negeri ini tidak hanya butuh wakil yang bisa mewakili
namun juga butuh rakyat yang mau diwakili
Negeri ini harus menjawab
karena miskin maka banyak menghutang
atau karena hutang maka menjadi miskin
Negeri ini juga harus menjawab
karena bekerja maka bisa makan
atau karena makan maka bisa bekerja
Negara ini harus tahu
bahwa air tidak lagi berada dalam sungai dan kolam-kolam
tapi ada di jalan, rumah penduduk, kampung dan kota.
Negara ini harus mengerti
bahwa beruang dan harimau sudah tidak betah di hutan-hutan
karena hutan telah menjadi kota
Apa harus menunggu pemimpin baru dari kampanye kampanye sekarang ini tuk menjawab.
Semoga ini kegagalan bukan keberhasilan.
Ini hanya sedikit aspirasiku jg teman2ku,negeriku,… indonesiaku…
karena miskin maka banyak menghutang
atau karena hutang maka menjadi miskin
Negeri ini juga harus menjawab
karena bekerja maka bisa makan
atau karena makan maka bisa bekerja
bahwa air tidak lagi berada dalam sungai dan kolam-kolam
tapi ada di jalan, rumah penduduk, kampung dan kota.
Negara ini harus mengerti
bahwa beruang dan harimau sudah tidak betah di hutan-hutan
karena hutan telah menjadi kota
Puisi Religi : Misteri Hidup
Maret 21, 2009 pada 12:43 am (Puisi Religi)
Tags: Puisi, Syair
Aku yang mati…
Aku yang tak berjiwa lagi…
Ku terbesit hati membaca lagi tulisan ini…
Mungkin puisi ini…
Hanya sebagai pencerah hati…
Hati ini…
Hati yang mati…
Puisi Malam
Maret 14, 2009 pada 12:16 am (Puisi Kata)
Tags: Puisi
Malam Sunyi
Kenapa kau mencari…
Aku di sini…
Terpaku… diri sendiri…
Dari sepi…
Kenapa kau mengejar…. Halusinasi
Menyekat imajinasi…
Tak pasti…
Ilusi…
Puisi…
Menggelar sajadah sunyi…
Tengah sepi…
Teriakkan malam ini…
Hunuskan puisi…
Sekarang… ku tak sendiri
Malam ,,, Puisi
Membilah kata
Lunar redup bola mata
Malam begini,,,
Masih kau menghiraukan puisi
Tak memaksa
Lelah tlah terasa,,,
Nyeri… aduh…
Tari pena tak menghenti tinta
Lahir cahaya kata
Lentik jari terus menari….
Sudut kanan,,,
Sudut kiri,,,,
Penuh,,,
Kosong terisi…
Syair Puisi:Maret Berkata Sastra
Maret 6, 2009 pada 2:25 pm (Maret Berkata Sastra)
Tags: Cerpen, Puisi, sastra, Syair
MARET BERKATA SASTRA
Maret… Kenapa datang… begitu inginku cepat kau tinggalkan
Tak usah sungkan… tak perlu kenangan…
Tak inginku kado atau bingkisan,ku ingin kebahagiaan…
Kebahagiaan dari pilar pilar kehidupan
Maret… di awalmu penuh kekosongan
Menggugah rasa kegelisahan
Sastra pujanggapun tak kau hiraukan
Sekarang tak kau isikan puisi atau syair di dalamnya
Maret… kenapa hanya diam membisu…
Tajam matamu melototiku…
Ada apa denganmu..
Dendam kah kau karenaku…
Maret protes
“Kenapa tak kau isikan sastra kalau kau pujangga…”
“Membentang luas samudera kata”
“Setitik darinya menjadi sastra,sastra bermakna”
“Seutas benang kata membuka sastra”
“Menyelami imajinasi dalam puisi”
“Menapaki pilar pilar kehidupan…”
“Bukan kah kebahagiaan yang kau inginkan….”
“Coba telusuri bersama syair puisi”
“Dari palung terdalam mungkin kau temukan”
“Dari situ mungkin kau dapatkan kebahagiaan”
“Mungkin juga kau temukan awal kematian”
“Tapi itu tak usah kau pikirkan ataupun kau hiraukan”
“Aku hanya maret nama bulan… tadi itu terlalu berlebihan”
“Aku maret… ku tak pernah meninggalkan atau di tinggalkan”
“Hadirku tak di undang… atau dengan diam diam,ku datang dengan sendirinya”
“Aku maret… aku masih di sini menghitung butir butir hujan dari sudut kamar”
“Bila kau pujangga tak heran kau dengan kata,tahta singgasana sastra pujangga”
“Kemana,,, di mana kau berlari,puisi kan senantiasa mencari,”
“Memberi segenap imajinasi”
“Dirimu… olehnya kan terus di buru,.. tak mengenal waktu”
“Menikam dadamu… hatimu..hingga melebur mendebu,sirna bak di terpa angin”
“Itu mungkin dirimu… jangan kau selalu menyalahkanku”
“Ku hanya maret nama bulan… tanpa pangkat atau jabatan”
“Aku maret….”
“Aku yang datang aku yang di salahkan”
“Aku datang sudah tak lagi melihat kebenaran…”
“Kebenaran tenggelam,.. menghilang di patuk ayam jantan”
“Tak di kebumikan,di museum museum tak ku dapatkan,tak di pajangkan”
“Pernahku mendengar kata kata,bukan sastra tapi cengkerama”
“”Makanan apa ini begitu enak dan mengenyangkan” gumam ayam jantan”
“”Hei… keluarkan aku….!”teriak kebenaran”
“”Siapa kau teriak teriak,tidak sopan” jawab ayam jantan”
“”Aku kebenaran.. yang barusan kau makan,sekarangku ada di dirimu,keluarkan aku…!” Pinta kebenaran”
“”Bagaimana ku mengluarkanmu,kalau kau ada di dalam perutku,kau tau aku tak sanggup mengeluarkanmu,kau tau proses pencernaanku,.. dari mulut di akhir anus,…,kalau ku mengluarkanmu tak lebih sebagai kotoranku”tandas ayam jantan”
“KUK KUKUK KUUUU,,,K terdengar keras olehku kokok ayam jantan,…”
“Puasnya mematuk kebenaran,.. mungkin juga itu ronta kebenaran”
“Tanpa jasad,bahkan di museum museum tak diketemukan”
“Aku maret… dan kau pujangga”
“Dari sastra kau mengungkap makna”
“Kau tau arti puisi”
“Meski imajinasi,ilusi… tapi ia ingin abadi”
“Aku maret… dan ku tertawa bila kau pujangga meminta kepadaku sastra”
“Bila kosong blogg sastrapujangga,… isikan dalamnya sastra…”
“Sastra apa saja,apapun temanya…. ku tak melarangnya”
Hanya menganga pandangan mataku melihat maret berkata
Sastra edan
Februari 27, 2009 pada 11:37 am (Puisi Kata, Puisi Kehidupan, Syair Kehidupan)
Tags: Puisi, Syair
EDAN
Buka mata buka telinga
Tidak usah,tak di buka jua sudah terbuka dengan sendirinya
Tak ada usahaku menutup mata
Tak pernah sengajaku menutup telinga
Dengan mereka ku melihat,ku mendengar
Tapi hati ini hanya diam,tak bicara
Enggan mengangkat kata
Tak mau melontarkannya dalam koran berita
Apa lagi di halaman muka sastra, ah… terlalu mengada ada
Dari kata yang meronta hanya kata biasa dan sederhana
Membuka muka,,, eh salah…harusnya
Belah wajah,mengalir darah,mencuat otak..
Memberontak bersamanya semua serempak..
Dasar… sastra edan… tak beraluran… main enaknya saja
Tak heran… karena di tulis edan… dengan penulisnya jua edan
Oi,,, sastrawan edan jangan sembarangan,sudah edan ya?
Kenapa edan.. kenapa datang edan…
Tak hilangkah kau dengan ketiadaan… kenapa datang edan
Melekatnya bersama kehidupan,bersekutu kezaliman
Bersembunyi di kursi kekuasaan
Dari panggungnya mencuat keras kata kata persamaan
Persamaan…paersamaan… tak lebih dari arti perpecahan
Menghapus semboyan ke BHINEKA TUNGGAL IKAan…
Meski edan ku tak lupa.. itu modal kemerdekaan
Masih kurang….. menjerit histeris kata perdamaian
Damai… damai..,dari kerasnya membuah ketakutan
Tak di deklarasikanpun semua orang menginginkan
Damai… damai… dari jalannya menempuh yang berlawanan
Dari semangatnya mencipta peperangan
Kalah pelangi dengan warna edan
Tak ada lagi mentari pagi.. kalahnya dengan kebringasan pandangan edan
Melepuhnya kehidupan berakar dari kepemimpinan edan
Sekarang ku tak lagi heran… ku hidup di peradaban zaman edan
Enggan menyimpan kata kata edan dalam dompet,pengganti isi dalamnya
Kalau ku simpan kata kata edan di dalamnya,hilang seluruh isinya
Uangku,,, atmku,,, mungkin ktp dan foto keluargaku lenyap di makan edan
Dasar edan…
Puisi/Syair Kehidupan:Mimpi Gelandangan Pengamen Jalanan
Februari 22, 2009 pada 6:49 am (Puisi Kehidupan, Syair Kehidupan)
Tags: Puisi, Syair
Mimpi gelandangan pengamen jalanan
Dari kata kataku yang terdengar
Mungkin arti dari kebisingan
Dari keberadaanku yang terlihat pandangan
Mungkin suatu hal yang tak di inginkan
Walaupun tak di harapkan tapi ku tetap berusaha bertahan
Mungkin kalian bosan,mungkin ku menjijikan
Tapi inilah keadaan.. sebutir pandangan kehidupan
Mengubur dalam rasa malu
Ku dendangkan lagu…
Mengharap simpatimu
Serasa merdu untukku…
Bagaimana denganmu..
Bukan setengah dari yang kau miliki yang ku minta
Secuil darinya yang sederhana ku terima
Ku tak memaksa dari kamu semua tuk memberi
Sedikit darimu sangatlah berarti
Sangat jelas bagiku…. tentu jua negeriku
Kotor bajuku … kumuh tubuhku… tapi bukan karena debu
Dari merekalah yang meminjam bajuku…
Menyandang gelar kehormatanku…
Tak sungkan mereka memaksamu
Muka seram tersandang.. takutmu karena itu..,ku bukan itu…
Coba kau cuci bajuku…,tak kau beri detergentpun ku mau..
Simpan di lemarimu… di situ terjaga bajuku
Bagaimana dengan gelar kehormatanku…. Namaku…
Harumkan ia karenamu…
Parfum murah akupun mau..
Mungkin kata…atau pandangan pelupuk mata
Seakan biasa.. tapi membawa makna
Mungkinkah bisa… kalau keberadaanku sudah terhina
Hanya sebagai pandangan sebelah mata
Harapku itu karena debu… bukan dari hatimu
Mungkinkah debu masuk di sebelah mata dari kamu semua
Sedikit dariku mungkin bisa membantu…
Dari lagu merduku teralun untukmu
Dari pengetahuanku menyalur untukmu
Di eramu menjelang pemilu…mungkinkah ku bisa membantu
Dari mereka yang bosan denganku…
Dari mereka memilih kamu…
Dari kampanyeku… tak terasa bagimu… tak keluar rupiahmu
Mungkin dari laguku mengubur dalam kekerasan,menenggelam penindasan
Tak ada harapan bagiku,hanya kepedulianmu
Ah…. Ku sadar sekarang ku terkapar
Cobaku bangun dari mimpiku
Harap tak tenggelam dalam khayalan
Hanya kemustakhilan
Ku tak di pedulikan
Secuil perhatian hanya sebagai pajangan
Diriku,,, cermin negeriku
Adaku… karena negeriku
Sekarang di mana aku.
Cerpen Kehidupan:Mayat
Februari 16, 2009 pada 9:50 am (Cerpen Kehidupan)
Tags: Artikel Putu Wijaya
Sehubungan artikel ini sangat menggugah,menyentuh hati saya,dan kepeduliannya dalam keadaan,kahidupan,terutama kehidupan bawah maka artikel ini saya copy.artikel ini saya copy dari Andriy vonzale,dan artikel ini juga merupakan karya Putu Wijaya
Horison, April 2000
Mayat
Oleh: Putu Wijaya
Mayat itu mengeluh.
“Aku yang mati. Aku yang terdera. Aku yang menjadi korban. Aku menderita. Aku yang sudah kesakitan. Aku yang menanggung seluruh kerugian. Aku diberitakan, diperdebatkan, dipergunjingkan, diselidiki dan dipakai sebagai contoh, sebagai obyek untuk berbagai penyelidikan, analisa-analisa yang menyebabkan banyak orang menjadi terkenal dan kaya. Aku yang sudah mencetak duit buat banyak orang yang memanfaatkan dengan cerdik seluruh peristiwa yang dahsyat ini, sehingga mereka menjadi terkenal, terkemuka, memegang posisi puncak dan akhirnya menang. Tetapi aku sama sekali tak kebagian apa-apa. Aku tetap saja hanya sebuah mayat yang sepi. Yang akhirnya tak lebih penting dari segala manipulasi orang-orang tersebut. Ini sama sekali tidak adil!”
Ia bangkit dari kebisuan dan kekakuannya dan mulai menyusun protes. Ia menggugat perilaku yang semena-mena tersebut yang jelas sekali memperlihatkan keserakahan manusia.
“Peradaban sudah merosot. Kebudayaan tidak lagi membuahbudikan keluhuran, tetapi membuat manusia semakin tamak dan tipis rasa kemanusiaannya. Dunia sudah menjadi sebuah pasar besar. Semua orang berdagang. Dan dagang sendiri bukan lagi menjadi ajang tukar-menukar jasa dengan saling menguntungkan, saling bergotong-royong, tetapi sudah menjadi perang siasat untuk menipu dan membuat bangkrut orang lain. Kehidupan sudah rusak. Aku menginginkan ada pencerahan atas kabut hitam yang akan membuat dunia dan kehidupan serta segala manusia isinya ini kiamat kubra,“ kata mayat itu.
Ia berdiri di pinggir jalan. Lalu mulai mengganggu setiap orang lewat dengan berbagai keluhan, kemudian sindiran-sindiran dan akhirnya menjadi umpatan-umpatan yang terdengar tidak bedanya dengan kutukan.
“Aku yang mati, kamu yang enak. Aku yang kejepit, kamu yang melejit. Kamu semua kelihatan saja menangis, meringis, tapi sebetulnya kamu semua tertawa, kamu terus hidup ngakak. Kematianku sudah menghasilkan lebih banyak uang lagi ke dalam bisnismu. Air matamu hanya kelambu untuk menutup segala kebahagiaan dan keuntunganmu menjual berita-berita perih, menciptakan esai-esai, elegi-elegi, balada-balada dan orasi-orasi yang meratapi dan menggugat kematianku. Kamu tidak punya malu lagi mengeruk keuntungan dari orang yang mati!”
Mayat itu mengetuk pintu sebuah media massa yang mengalami cetak ulang ketika memuat secara lengkap cerita dan foto-foto kematiannya. Para wartawan yang ditemuinya semua menghindar, menutupi hidungnya, mengangkat bahu dan menunjuk atasannya.
Puisi Cinta:Makna Cinta (Valentine)
Februari 12, 2009 pada 10:38 am (Puisi Cinta, Puisi Kata)
Tags: Puisi
Puisi Valentin Makna Cinta
Kata kata di manja sayang
Tapi cinta kian tak kunjung datang
Kata kata di manja sayang
Ku bukan pujangga,tapi ku merindukannya
Merindukan kasih cinta
Cintanya kaum hawa
Kata kata di manja sayang
Ku juga bukan sastrawan,salahkah ku bila menanti harapan…?
Harapan di masa depan
Melekatnya cinta bersama kehidupan
Menapak kata demi kata
Mengikat untaian kata kata cinta
Di hari penuh kasih dan cinta
Coba ku mengungkap makna kata cinta
Menapak kata demi kata
Apa arti sastra tanpa cinta padanya
Hidup membuta melepas kasih darinya
Kasih cinta…
Mewangi cinta menghias dunia
Berakhir cinta kiamat dunia
Menerang terang dunia bersamanya cinta
Bersama cahayanya…. Cahaya cinta
Cinta yang kan selalu ada
Tak pernah pudar selamanya
Seiring bumi ada
Melekat cinta bersamanya
Puisi Cinta:Hari Cinta (Valentine)
Februari 9, 2009 pada 10:14 am (Puisi Cinta, Puisi Kata)
Tags: Puisi
Puisi Valentin
Ku ingin menulis puisi…
Tentang cinta…
Semua kata habis di baca
Lenyap imajinasi setiap kata kata
Tak ku temukan dari samudranya
Atau tentang hadirnya cinta…
Sekarang ku tak merasakanya
Tentang harinya cinta…
Mungkin ku pernah mengalaminya
Di sini hanya tersangkut dahan kata kata darinya
“Cinta…. Dengarkan…!”
“Harimu tiba… sambutlah ia…!”
“Harimu melekat mutiara kesucian”
“Hadirmu menabur kasih setiap kerinduan”
“Memeluk hangat bersama sayang”
“Mewarnai singgasana kehidupan”
“Mekar mawar waktu senja…”
“Memberi saksi harimu tiba”
“Mendampingi setiap untaian kasihmu”
“Memaknai belaian indahmu”
“Melambangi arti hidupmu”
“Sambutlah valentinmu!”
“Hari ini tiba…”
“Harinya cinta….”
“Melantun irama cinta”
“Memekar bunga”
“Sepoi angin menyelimutinya”
“Menari awan bahagia di siangnya”
“Di malam bekedip bintang mewarnainya”
“Indah menyambut cinta”
“Indah merasakanya … Cinta…”
Sampai sini ku tak mengejar kata
Yang ada hanya buaian cinta di dada
Ku tak ingin menuliskanya
Hanya gombalan kata dari cinta
Ku jua tak merasakanya
Hari ini juga…
Karena cintaku .. tak lebih tuk keluarga
Puisi Kata: Kata Hati
Februari 7, 2009 pada 10:37 am (Puisi Kata)
Tags: Puisi
Kata hati
Kala hati berkata…
Mendengarkah telinga..?
Taukah mata…?
Apa kata dia taukah kita…?
Taukah manusia…?
Terucap kata suara lantang
Hati coba memahami
Menelan dalam…
Tak di rasa mulut yang bicara
Satu pertanyaan tuk kalian… pernahkah diantara kalian yang mendengar suara hati….?
Puisi Kata: Kenapa Puisi
Februari 7, 2009 pada 10:34 am (Puisi Kata)
Tags: Puisi
Kenapa Puisi
Bersama sepi ku sendiri
Ku coretkan pena merilis puisi
Merangkum huruf berbunyi kata
Membentuk kalimat
Kenapa datang…
Begitu lenyap ketiadaan
Semakin sunyi ku tak sendiri
Ku berteman puisi…
Kenapa harus puisi….?
Penuhkah imajinasi….?
Arti puisi….
Mencari cari yang pasti
A…h masa bodoh amat
Catatan Lepas: Arti Sempurna
Februari 6, 2009 pada 11:58 am (Syair Kehidupan)
Tags: Syair
Arti Sempurna
Dunia… dunia…begitu indah di pandang,berjuta warna menghiasinya,lembaran kehidupan penuh dengan aneka ragamnya,memenuhi segala yang ada.
Terkisah dalam panggung sandiwara kehidupan.Mencoba sang pujangga merangkum kata kata dari makna yang ada,,, tapi jua tak cukup tinta menggoreskan penanya,,, tuk menuliskannya.Dari segala yang ada,, tak hanya sebagai pandangan mata belaka.Dari segala yang ada,, tersirat berjuta juta makna,bahkan tak terhingga dari semua yang ada.
Berdasar kata yang terucap,tiada yang sempurna di hamparan dunia,,, di alam jagad raya,,, di alam semesta.Dengan segala kekurangan kekurangan yang ada,,, mungkinkah terselip makna kesempurnaan….? Tak taukah aku,,,? Ke EsaanNya,, ke AgunganNya,,apa apa yang menjadi KehendakNya,, apa apa yang tlah tercipta di alam semesta ini,, apa apa yang ada di dunia ini,, jagad raya ini,, bukankah tercipta karna keSempurnaanNya,,.? Ya.. keSempurnaanNya.Semua kekurangan,,, mungkin jua kepincangan,,, tak taukah aku,,semua itu sudah penuh perhitungganNya yang mungkin jua ku tak pernah memikirkannya.Mungkinkah kan terungkap segala rahasiNya di dunia ini…?
“Di dunia ini tidak ada yang sempurna,hanya satu yang sempurna,,Ialah Sang Pencipta” Berkali kali ku dengar,,, dari bibir terucap,,, .Dari Sang Pencipta Yang Maha Sempurna semua tercipta,, tapi apakah ku meragukan segala apa apa yang di ciptakanNya,,,?Tak sempurnakah apa apa yang di ciptakanNya,,,?Ataukah itu menjadi bagian dari rahasiNya,,,?
Di sini ku coba tuk menggoreskan pena,, sejenak ku berfikir,, termenung,, mencoba mengerti apa apa yang ku alami,, semua yang terjadi,,.Di sini ku tak bisa memberi kesimpulan dari semua ini,namun satu hal yang pasti ku tetap mencari hikmah dari semua ini .Dan satu hal lagi,salahkah ku bila menganggap apa apa yang tlah tercipta atau sebagian dari padanya adalah sempurna?
Ladang dzikir yang tiada bertepi Mengartikannya
Syair Puisi Peperangan:”Israel VS Palestina”
Januari 31, 2009 pada 12:17 pm (Puisi Peperangan)
Tags: Puisi
Cerpen Kehidupan: Potret kemiskinan
Januari 29, 2009 pada 9:54 am (Cerpen Kehidupan)
Tags: Cerpen
POTRET KEMISKINAN
Lama dari mereka terbuang,begitu mudah tersingkirkan.Di tengah kezaliman,mengantar ruang kenistaan.Bertahan dari keadaan,berjuang untuk hidup.Bukan mereka pemalas, ataupun pembual belaka adanya.Mandi keringat,banting tulang tak segan mereka lakukan,meskipun hanya untuk bertahan hidup.
Teringat kembali ku pada sebagian kisah diantaranya,..mati bersama yang tersayang
Bersama 4 buah hatinya,pemulung lusuh mencoba bertahan,istri menghilang pergi bersama kelaliman,tanpa kesetiaan dan tanggung jawab.Menyusuri jalan,mengais bersama sampah,bau busuk sahabatnya.Tak malu ia menunggu,… sebagian orang yang membuang sisa makanannya.Ya,… ya,.. hanya tuk bertahan.
Hidup yang selalu di hampiri kesedihan,setiap pulang buah hatinya kian selalu menanyakan “bapak bawa apa?”,”ibu kapan pulang?”,”kenapa kami tak sekolah?”,pedih,… perih,.. menusuk dalam hati yang terasa pasti.Terbesit hati tuk mengakhiri penderitaan yang di alami kian terus menghantui.Pemulung itu mencoba meracuni buah hatinya dan mati bersama mereka.Di putuskannya hal itu.
Dengan menjual apa apa yang masih dia punya dan apa apa yang ada,di belikannya baju baju indah tuk buah hatinya,di belikannya makan makanan lezat tuk buah hatinya dan meracuninya.,,,
“ Nak sini, kita berkumpul,bapak ada kabar gembira untuk kalian.Hari ini bapak banyak rejeki,maka bapak belikan ini untuk kalian,dan baju ini dari ibu kalian.Besok ibu… ingin bertemu kalian dengan memakai baju ini,besok pagi sekali kita berangkat,maka pakailah baju ini sekarang supaya besok tidak terlambat”
Serasa angin syurga menyapa anak anak itu, ceria dengan baju baju itu .
“Sekarang makanlah kalian”
“Tidak,.. kami mau bapak yang menyuapin kami” Sahut anak sulungnya
Senyum bersama tangis hati, merona di muka pemulung,”Baiklah,, bapak akan menyuapin kalian satu persatu,dari puteri(anak bungsu) dulu ya,,?”
Mengangguk mereka seraya tak sabar menunggu.Satu persatu di suapinnya,penuh keceriaan di muka mereka dan seusainya di suruh tidur mereka,saatnya giliran pemulung yang makan makanan itu.
Bersama malam gelap gulita,…tlah terasa senja tiba,manakala menyapa seorang teman dari pintu luar…. Guna mengajak mengais sampah.
“Di….. wardi… kamu gak kerja ya…?”
Terbangun kaget pemulung… “Di mana aku,..ini Syurga.. apa Neraka..?”
Melihatnya ke samping buah hatinya masih tertidur,mencoba membangunkan mereka,.. dan,… tak bangun jua,…
“Mereka,… mereka,… tlah mati,… aku,..membunuh mereka,kenapa ku tak bersama mereka?”
Hanya tangis kesedihan penuh penyesalan,.. karena terundang suara tangisan,sesegera mungkin teman di luar,masuk rumah pemulung.
Sekarangpun pemulung itu harus meratapi kesedihannya di balik jeruji besi.
Sebenarnya siapa yang seharusnya merasa paling bersalah dalam kisah ini.
Syair Musim Dingin
Januari 25, 2009 pada 11:24 am (Syair Kehidupan)
Tags: Syair
MEMORY SALJU
Disini ku berdiri,.. menatap langit tanpa indahnya mentari,.. terselubung mendung,..bercurah tangis beku,… berhujam salju.Ku melangkah menyusuri arti semua ini.Sepenggaris betis tenggelam bersamanya (salju).Ku berdiri diantaranya yang tak mengenal siapa saja yang kan di terpanya.Akulah diantaranya.
Dalam hati ku bertanya,…
“Mengapa mesti ada kedinginan dalam salju di negeri ini,… di negeri yang penuh berkah ini (semboyannya),.. kenapa mereka bisa bertahan dari semua ini,…membentang luas daratan yang menawarkan kehangatan,… kenapa mesti bertahan disini,… dari semua ini,..?”
Sembari ku menyadari, semua ini karena kebesaran Illahi,sejenak termenung dalam semua ini,..yang harus ku hadapi bersihkan semua ini (salju),…ringankan jalanku,..melepas segala beban yang membelenggu kian coba mengganggu.Meski setiap langkahku terbalut rindu (keluargaku) berdentang tak menentu dalam kalbu.Terlintas semua itu kala ku sapu salju.Ku harus tetap melangkah dalam semua ini,dengan mencari jalan yang penuh RahmatNya dan RidloNya.
By:Khoirul Huda
Puisi Kehidupan:Syair Puisi Arti Kehidupan Sastra Pujangga (Sastrapujangga)
Januari 24, 2009 pada 12:06 pm (Puisi Kehidupan)
Tags: Puisi
Cerpen Kehidupan:Cerpen (Cerita Penting)/Kisah Pendatang Kharam Negeri Jiran
Januari 20, 2009 pada 12:00 pm (Cerpen Kehidupan)
Tags: Cerpen
PENDATANG KHARAM NEGERI JIRAN
Dua tahun ku menginjakkan kaki di negeri jiran.ku di sebut sebut pendatang kharam olehnya.ya,,,, begitulah istilah warga asing illegal.Tak pernah bosan mereka(polisi) mencari kami,bahkan di halte bis pun mereka menunggu,atau tak sungkan sungkan mereka naik bis guna mencari pendatang kharam.
Buruh bangunan kerjaku,rasa cemas dan khawatir selalu menghantuiku.Teringat jelas memori di malam itu,seusai kerja ku bersama pendatang kharam lainnya di mess(container).Terdengar langkah kaki dan ketukan pintu yang di iringi salam,tak satupun dari kami menyahut salam itu,kami yakin itu adalah polisi.Ku bersyukur karena di malam itu tak satupun dari kami yang membalas salam,tak mengobrol,dan bahkan meletakkan sandal atau sepatu di luar .Kami yang biasanya… adalah kebalikan dari semua itu.
Menyongsong pagi kami segera melaporkan kejadian semalam kepada majikan,dan kami sepakat malam berikutnya kami tidur di luar(hutan) guna mengantisipasi hal hal yang tidak di inginkan.
Aku lelah.. ku capek dengan semua ini..,harus kah ku menunggu di terali besi..?tanpa makan dan hanya sebagai bahan siksaan guna pelampiasan seperti halnya penjahat teroris? .Aku harus pulang sebelum semua itu terjadi.Kutemui jasa pemulangan pendatang kharam.Di situ ku di urus layaknya yang ada di televisi televise (teroris kelas kakap)
Menunggu malam ku berangkat,…jenis carry ku naiki.tanpa sinar bulan dan lampu penerangpun(lampu mobil) tak di nyalakan. Kami menelusuri hutan, pegunungan, melewati jurang jurang yang sewaktu waktu bisa saja menelan.Rasa cemas nan khawatir menyelimutiku bersama malam itu.Sesampainya di tepi rawa ku di sambut nelayan dengan perahu sampan yang di lengkapi pengaman dari bamboo di samping kanan kirinya.
Perlahan,..perlahan.. ku memasuki rawa.Tanpa adanya suara,dan lampu penerangpun tak ada,ku melewati lautan hanya dengan dengan perahu sampan .Perlahan lahan nelayan mengayuhkan dayungnya mengantarkan kami(7 orang) sampai ke ujung daratan.Ku hanya bisa berdoa berserah diri kepadaNya,sembari merenungi atas semua yang terjadi.Bersama hadirnya mentari kami memasuki daratan (Aceh).Kami di serahkan ke koramil setempat dan di tanyakan identitas serta alamat masing masing.Mereka pun tak sungkan juga memeras kami yang sebelumnya sudah mengluarkan tak kurang dari gaji 2 bulan kerja dengan alasan ongkos bis.Tak apa yang penting sampai rumah,sesampainya di rumah ku sempat berkata “tak akan lagi ku injakkan kakiku di negeri itu”.
DI kisahkan Oleh Suharjo (sahabat Khoirul Huda)
Puisi Kehidupan:Puisi Anak jalanan… gelandangan
Januari 18, 2009 pada 12:47 am (Puisi Kehidupan)
Tags: Puisi
Puisi Kehidupan :Aku…….. Pengemis……..
Januari 10, 2009 pada 8:57 am (Puisi Kehidupan)
Tags: Puisi
Aku……… Pengemis……….
Langkah kakiku terayun
Berhias senyum
Bersama indahnya pagi
Mencoba mengejar mentari
Perlahan menelusuri makna hidup yang sejati
Mencari arti perjalanan ini
Bersatu dengan hati
Mencari jawaban yang pasti
Terhenti langkahku
Sekejap hilang senyumku
Sekejap meritih hatiku
Terlihat jelas pengemis di depanku
Ku terdiam….ku terpaku……
Terhanyut dalam perasanku
Seakan pilu bersamaku
Bilamana ia aku…..
“Air mataku membeku bersama salju”
“Remuk tulangku bersama itu”
“Bergelut waktu,beginilah aku”
“Tak tertahan irama perutku”
“Mengharap kasih sekelilingku”
“Tuk hidup dari sebagian hidupku”
Yaa Robbi beri baginya kelimpahan rezki
Tak terhingga arti dari persinggahan ini
Membuka hati nurani
Mencoba mengerti
Ku bersyukur atas segala nikmat yang Kau beri Yaa Robbi
By:Khoirul Huda
Cerpen Kesetiaan (Cinta)
Januari 9, 2009 pada 10:37 am (Cerpen cinta, Cerpen Kehidupan)
Tags: Cerpen
Cerpen : Siapa yang lebih setia…? Laki laki atau wanita?
Di gubuk reot mereka tinggal,seorang pujangga sanjaya bersama permaisurinya dwi permata sari yang ada di sana dengan beberapa tetangga.Penuh kebahagiaan…. keharmonisan,keceriaan,canda tawa selalu menghiasi hari hari mereka.Saling mengerti dan memahami yang selalu menjadi pondasi.
Mereka bermata pencaharian sebagai petani.datanglah suatu hari yang menguji kesetian cinta mereka berdua.Pagi pagi sekali sang pujangga meninggalkan sang permaisuri ke sawah,melihat sang istri dengan tertidur lelap,tak tega sang pujangga membangunkannya.
Di dapati sanjaya tak ada di samping,segeralah dwi permatasari memasak untuk sanjaya
“a…h kanda pasti sudah berangkat ke sawah,aku harus segera mungkin mengirim sarapan untuk kanda” sesampainya di sawah terlihat sanjaya mengayunkan cangkulnya.
“kanda sanjaya………sarapan dulu kanda”sapa dwi permata sari
“ya dinda tunggu sebentar”saut sanjaya.bersamaan itu,seekor ular kobra menghampiri dwi permata sari.terlihat jelas oleh sanjaya kobra itu mau mematuk dwi permata sari.
“dinda……. Awas di samping dinda ada ular!”
“a…h kanda,makan dulu baru bercanda” bantah dwi,karena memang mereka selalu bercanda,maka dwi permata saripun menganggap hal itu sebagai bercanda.
“a….a…,kanda tolong” ular itu mematuk bagian belakang kaki dwi permata sari
“dinda….,dinda tidak apa apa?”Tanya sanjaya
“kakiku mati rasa kanda”jawab dwi permata sari
Segera mungkin sanjaya membawa dwi permata sari ke dusun,
“tolong……… tolong….”pangil sanjaya kepada tetangga,tubuh dwi permata sari membiru dan matanya pun terpejam,sembari dwi permata sari mencoba menggerakkan bibirnya”maafkan dinda kanda,bilaman dinda masih diberi waktu,dinda kan selalu ingin bersama kanda”
“cepat pangil tabib kesini”suruh sanjaya kepada tetangga
Tatkala tabib datang,segera mungkin tabib mmeriksa denyut nadi dwi,tapi tak di dapatinya.”maaf sanjaya,…”kata tabib
“tidak…. Tidak boleh,hanya bersamamu aku hidup,bersamamu ku betahan”
Semalam suntuk sanjaya menangisi kepergian dwi permata sari,pagi pagi sanjaya mengumpulkan batang pohon pisang dan merakitnya.Dengan perasaan sedih nan pilu sanjaya membawa dwi permata sari ke tepi sungai dengan rakit pohon pisang
“dinda apalah arti hidupku bila tak bersamamu…,aku kan terus bersamamu hingga akhir hidup ini dinda,kanda kan membawamu ke ujung samudra tak bertepi,dam mmbiarkan pohon pisang ini membusuk bersama dengan berakhirnya cinta kita,kanda tak akan berlabuh sebelum bersatunya cinta kita kembali”
“Ya Tuhanku… aku percaya akan kekuasaanMu
Ku sadar benar ini kehendakMu
Bilamana Kau menghendakinya,tawarlah air laut ini
Surutlah air ini
Binasalah diri ini
Tapi satu hal yang pasti aku mohon kepadaMu
Tolong beri kehidpan pada istriku ini….
Ambil separuh nyawaku untuknya
Untuk kehidupannya”
Rakit itupun terus mengikuti arus sungai dan membawa mereka pada hamparan samudra,terus menangis dan berdoa yang hanya bisa di lakukan sanjaya.Tiba tiba seekor ular kobra menghampiri mereka berputar putar di sekeliling mereka.
“hai kau kobra,bila mana memang Tuhan yang menjadikan kau memisahkan aku dengan dinda,maka persatukanlah kami dengannya.Patuklah diriku ini biar ku bisa bersama dinda”
Namun kobra itu tak mematuk sanjaya tapi malah mematuk bagian belakang kaki dwi permata sari.
“kanda………,kenapa kta di sini?,bukankah kita di sawah..? kanda sudah sarapan belum?”tiba tiba terdengar suara dwi permata sari di telinga sanjaya.
“indahnya mimpi ini sampai Kau dengarkan suara istriku ya… Tuhanku”gumam sanjaya dalam hati
“kanda…. Kanda… di Tanya kok diam saja? Ada apa kanda?”Tanya dwi permata sari,sanjaya pun mencoba tuk membuka mata karena masih tak yakin dengan apa yang barusan di dengar
“dinda… kau benar benar dinda…?ya Tuhanku ku bersujud dan bersyukur kepadaMu,Kau masih mau mendengar doaku.,,,, dinda tak ingat kalau dinda di patuk ular..?tanya sanjaya ke dwi permata sari
“oooo ia.. dinda ingat… tapi kenapa kita di sini kanda?”Dwi penuh heran bertanya kepada sanjaya
“kanda membawa dinda tuk selalu hidup mati bersama dinda….,di sana ada pulau,mari kita berlabuh di sana,di sana kita akan hidup bersama berdua”ajak sanjaya
“baik kanda”dwi pun mersa bahagia dengan kesetiaan dan cinta sanjaya dan ia pun merasa yakin kan bahagia bersama sanjaya.
Di pulau itu hanya mereka berdua yang tinggal.mereka hidup dengan menangkap ikan,menanam apa apa yang bisa di tanam dan di makan.Mereka sangat bahagia meskipun hidup seadanya.
Suatu ketika kapal seorang saudagar kaya melewati pulau tersebut dan mencoba berlabuh tuk memastikan pulau tersebut berpenghuni atau tidak,dan mencoba membuka pasar perdagangan di pulau itu.Bersama itu sanjaya pergi menangkap ikan dan dwi permata saripun sedang mencuci pakaian di tepi sungai yang jauh jaraknya dari tempat sanjaya.Saudagar itupun melihat dwi yang sedang mencuci pakaian,dan menghampiri dwi
“apa yang sedang gisana lakukan di tempat seperti ini,apa di sini ada desa untuk berdagang?” Tanya saudagar
“tidak ada gisana,yang ada hanya kami berdua di pulau ini.aku dan suamiku sanjaya,sedangkan aku sekarang mencuci pakaian kami berdua”jawab dwi permata sari
“Apakah gisana bisa tinggal di tempat seperti ini yang tak berpenghuni?selalu di landa sepi?apakah gisana ak ingin hidup seperti halnya manusia lainnya?lebih baik gisana ikut saya,di sana banyak kehidupan yang menanti kita!”ajak saudagar
“di sini aku memang sepi dan ingin meninggalkan semua ini tetapi disini ada sanjaya yang selalu menemani.tapi… bukan disini tempatnya yang ku harapkan”jawab dwi permata sari
“coba gisana pikirkan sejenak mana yang lebih baik dan harus di putuskan,bilamana gisana ingin meniggalkan semua ini,gisana bisa ikut bersama saya dan akan ku jadikan gisana istri saya”tambah saudagar
“baiklah gisana,….aku akan ikut bersamamu”dwi pun memutuskan tuk meninggalkan kesepiannya yang selama ini ia rasakan dan pergi bersama saudagar itu menuju kota.
Haripun menjelang sore dan sanjaya pulang dari menangkap ikan dan ia ingin segera cepat sampai rumah dan memberi tahu dwi permata sari kalau ia hari ini berhasil menangkap ikan banyak.Sesampainya di rumah tak didapatinya dwi permata sari dan hanya selembar daun jati yang ia temukan di atas meja bambunya.Di daun itu bertuliskan
“maafkan dinda kanda sanjaya,dinda ingin selalu bersama kanda,tapi dinda juga ingin hidup bahagia bersama dengan yang lainnya,yang mana kebahagiaan itu bukan milik kita semata”
Sanjaya menangis,dan seakan tak kuasa menerima kenyataan ini semua
“ya Tuhanku kau memisahkan kami dengan kematian dan mengembalikan kebahagiaan dalam kehidupan.tapi kehidupan yang lain lah yang di inginkan dinda,mohon beri kebahagiaan baginya ya Tuhanku…”
Dan sanjaya tetap memutuskan tuk hidup sendiri di pulau terpecil itu,dan tidak pergi mencari sang istri yang pergi.karena itu memang yang menjadi keinginan dwi permatasari.
Syair Cinta:”TAK HANYA CINTA”
Januari 4, 2009 pada 5:46 am (Syair Cinta)
Tags: Syair
“Tak hanya cinta”
Cinta bersemi indah bersama,tak heran bila terikat dalam cincin cinta,menghiasi jari manis.penuh harap bersama tuk selamanya.bersama menikmati indahnya isi dunia.berbagi mimpi, cita dan harapan.terucap janji tuk saling setia,penuh tekad taklukan dunia.
Tapi…… kenapa saat mata tak melihat,sentuh kasih tak sampai,senyum tak terbalas membuat yang terikrar rapuh semua.Runtuh bersama isi dunia,kilaunya menghampiri cinta yang ada,dan menghapus cinta yang lama terukir di hati.Kala perpisahan tiba ,terucap ini semua untuk kehidupan kita ,masa depan kita.tapi fakta yang di terima justru sebagai jurang kenistaan yang memisahkan cinta diantara keduanya.
Sebenarnya seperti apa kehidupan di sana,sehinga mampu menghapus rasa cinta yang ada.ataukah kata tak hanya cinta berlaku di sana yang memang memaksa tuk selalu bersama.dan menganggap tali cinta sebagai hiasan semata.setiap rasa…..kasih sayang….. ketulusan cinta….berharap disini kan di uji.
Motivasi Tahun Baru
Januari 3, 2009 pada 2:41 am (Inspirasi dan Motivasi)
Tags: Motivasi
Hari ini tanggal 3 januari 2009 ku baru sempat menuangkan pikiran ini mengenai tahun baru.Tahun baru memiliki makna yang tersendiri bagi orang orang,maka tak heran bila kedatangan tahun baru sangat dinanti nanti oleh sebagian orang.
Namun apapun itu tahun baru sudah di depan mataku.Aku harus menoleh ke belakang,dari setiap apa apa yang telah ku raih dan kuperoleh di tahun yang lalu.Prestasi apa saja yang ku raih di tahun yang lalu?
Kegagalan mana yang sempat menghambat diriku untuk melangkah ke depan? di situ aku akan belajar dari pengalaman yang lalu.
Di tahun baru ini aku harus menetapkan suatu impian baru,baik impian itu yang bersifat merealisasikan impian lama yang tertunda,ataupun impian yang sekarang menjadi harapan dan cita citaku.
Dengan ini aku sangat sadar bahwa dengan memiliki impian akan mendorongku,memotivasiku untuk melakukan suatu tindakan untuk mewujudkan impian tersebut.Namun dengan impian semata tidaklah cukup untuk meraih apa yang aku harapkan,karena impian tanpa adanya suatu tindakan hanyalah impian semata dan juga termasuk kategori orang yang melakukan salah satu kesalahan terbesar dalam hidup berdasarkan sastra china kuno yaitu hanya bisa berfikir tanpa adanya suatu tindakan.
Aku harus menyusun rencana setelah menetapkan impian,melakukan suatu tindakan dan selalu berusaha terfokus pada impian tersebut,Aku harus melaksanakannya dengan konsisten dan terarah,karena aku yakin aku akan dapat meraih keindahan kesuksesan dalam merealisasikan impian yang menjadi harapan dan cita citaku.
”Di awal tahun ini aku kan selalu menghiasi hidup ku dengan cahaya harapan dengan sejuta cita cita”
selamat datang 2009……,selamat datang….. tidak ada yang bisa menghambatmu tuk hadir,selamat datang tahun baru…… aku kan menghiasimu dengan semangat baru.